Wednesday, August 5, 2015

Cara Mengobati Rematik

Jika siku, lutut, pergelangan tangan, maupun sendi-sendi terasa ngilu, banyak orang langsung menduga itu terkena rematik. Apalagi jika usia mulai beranjak senja. Bisa jadi Anda salah, karena Rheumatoid Arthistis atau disebut juga rematik bisa menimpa siapa saja tanpa memandang usia, bahkan juga balita.

Kebanyakan orang menandai bila terasa encok, pegal linu atau punggung pegal-pegal merupakan gejala rematik. Pandangan itu tak salah besar, rematik merupakan penyakit pada sendi sehingga pergerakan menjadi terbatas, bahkan tidak bisadigerakkan sama sekali.  Bila Anda mengalami keluhan tersebut, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan segera. Bila tidak, anggota tubuh tidak bisa berfungsi normal. Mulai dari persendian benjol-benjol, sendi tak bisa digerakkan, hingga suli berjalan.
Cara Mengobati Rematik - ilustrasi
Dari 126 macam jenis penyakit rematik, yang paling umum diderita adalah Osteoarthritis (OA), Rheumathoid Arthisthris (RA) dan Arthritis Pirai atau Gout serta pengapuran. Osteoarthritis merupakan penyakit sendi yang bisa mengakibatkan kerusakan tulang rawan sendi. Gejala Osteoarthritis adalah nyeri sendi yang khas. Nyeri ini bertambah berat ketika menopang berat badan saat beraktifitas dan akan membaik ketika beristirahat.

Sedangkan Rheumathoid Arthisthris merupakan suatu penyakit otoimun. Bila terkena Rheumathoid Arthisthris, secara simetris persendian akan mengalami peradangan, sehingga terjadi pembengkakan. Beberapa gejala Rheumathoid Arthisthris yaitu kaku persendian dan sekitarnya pada pagi hari yang berlangsung selama 1 jam.

Sedangak Gout adalah sejenis asam urat, dan hanya jenis ini yang termasuk dalam golongan rematik. Penyebab gout adalah tingginya kadar asam urat dalam darah. Keluhan ini ditandai dengan serangan nyeri  sendi  berulang-ulang dan tiba-tiba.

Untuk mengurangi rasa nyeri, dapat dilakukan antara lain menjaga berat badan ideal, selain juga mengurangi resiko asam urat. Yang tak kalah pentingnya seperti olahraga jalan kaki, bersepeda statis dan berenang. Untuk melakukan olahraga sebaiknya meminta pendapat dokter atau terapis, agar penderita mendapat informasi gerakan-gerakan yang terbaik. Hindari olahraga yang terlalu membebani lutu, seperti bulu tangkis, voli. Tenis, jogging, dan bela diri.